Dear all my
lovely.
Berjuta
keindahan dalam romansa kehidupan seringkali di salah artikan oleh
beberapa pihak, terutama beberapa pribadi yang jalan fikiran nya
masih terombang ambing dan terhasut oleh berbagai hal ambigu.
Mengertikah maksud dari prolog ini?
Ketika,
aku mencoba untu memulai sesuatu yang baru, aku takut, aku yakin aku
tak bisa karena aku lemah, aku yakin aku pasti akan gagal dalam hal
yang telah orang lain percayakan terhadapku. Tapi kenyataannya? Aku
bisa, bahkan aku mendapatkan lebih dari apa yang aku harapkan.
Tetapi,
seringkali ketika aku meminta sesuatu yang amat sangat aku inginkan,
dan aku sangat yakin bahwa aku dapat melakukannya, ternyata semua itu
sirna dan kandas. Semua itu hanya menjadi bayangan hitam yang
seolah-olah memberikan pengharapan palsu untukku.
Sungguh
aku kecewa.
Aku
kecewa karena mengapa sesuatu yang aku inginkan selalu berbalik
dengan sesuatu yang sama sekali aku tidak inginkan? Semua berbalik
dan menyisihkan kesakitan untukku. Ehm, mungkin kata-kata seperti ini
terlalu puitis, tapi? Ini kenyataan. Aku bukan sedang berada di dunia
mimpi atau bahkan di dunia dongeng.
Sobat,
kalian tahu?
Seandainya
aku memiliki pelipur lara di asramaku saat ini, pastinya aku tidak
akan menulis hal seperti ini dan aku posting hingga semua orang tahu
apa yang aku rasakan. Kenyataannya? Menyakitkan!
Aku
berharap dapat memiliki 'satu' saja sahabat atau sekedar teman baik
yang dapat aku jadikan sebuah tempat kepercayaanku di kala senang dan
sedih. Bukan hanya ketika tertawa aku bersama mereka dan ketika sedih
aku hanya bisa mengurung diri di dalam kamar.
Ya,
aku penakut! Ya, dan aku pantas dijuluki hal seperti itu.
Aku
takut untuk terbuka dengan orang lain. Mengapa aku bisa mengatakan
hal seperti ini? Karena aku telah mengalaminya, aku dikhianati oleh
orang yang sudah benar-benar aku percaya dan aku tak ingin kejadian
naas tersebut terulang kembali di kehidupanku.
Aku
pemarah! Ya, aku memang manusia pemarah!
Aku
marah tetapi aku tak bisa mengungkapkannya secara langsung. Dan aku
juga pantas sekaligus di katakan pecundang. Aku hanya bisa
mengekspresikan kemarahanku lewat sebuah tulisan tak bermakna seperti
ini. Karena mereka di luar sana hanya berkata “OH” jika aku
sedang mencoba merealisasikan apa yang aku rasa.
Aku
Egois! Ya, aku sadar aku memang manusia ter-Egois di seluruh alam
semesta ini.
Aku
egois karena aku ingin mendapatkan sesuatu yang bisa ku sebut kasih
sayang, aku egois karena aku menginginkan hanya 'seorang' yang dapat
mengerti apa yang aku ungkapkan. Dan aku egois karena aku hanya ingin
mengikuti kemauanku yaitu menyandang gelar kebahagiaan.
Aku
sadari semua itu.
Pojokan
kamar adalah tempat ternista dalam hidup. Yang aku selalu
menyalahkannya karena aku tidak dapat melakukan hal lain selain
membasahi dinding tersebut. Rasanya aku ingin pergi dari sini karena
tidak ada yang dapat menerima kehadiranku. Rasanya aku ingin pergi
dari sini karena manusia di luar sana hanya memilih orang yang
terbaik sedangkan aku adalah yang terlemah.
Aku
kecewa.
Dan
aku malu, sungguh. Aku ingin seperti mereka yang memiliki seseorang
di sampingnya untuk selalu menyemangatiku, selalu ada untukku dan aku
pun selalu ada untuknya. Aku ingin seperti mereka yang bisa
mendapatkan apa yang mereka inginkan, bisa mewujudkannya dengan suatu
kerja keras yang setimbal. Tuhan, aku ingin kau kirimkan satu saja
malaikatmu dari surga agar aku tak kesepian di sini, agar aku dapat
menjadi bagian daripada mereka, agar aku dapat merasakan indahnya
persahabatan di lingkungan baruku.
Tuhan,
sungguh hati kecil ini menangis, bahkan bukan hanya hati, seluruh
jiwa dan ragaku terkulai lemah tak dapat berkata dan hanya dapat
berkaca dalam naungan hitam. Tuhan, tolong.
Semua
cita-cita, mimpi, dan keinginanku kini hanya menjadi sesuatu yang
akan di jawab oleh waktu. Aku ingin melukiskan berbagai kisah di
lembaran baru dengan tawa kebahagiaan, bukan hanya sekedar kisah di
pojokan kamar bersama benda kotak bernama laptop yang selaaalu
menjadi tempat pelampiasanku.
Aku
tak bisa.
Aku
tak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya sedang aku rasakan. Aku
kesal dengan diriku sendiri. Dan aku sedih akan semua hal itu. Aku
kecewa. Sungguh. :''''
Kota Tangerang, 05 February 2014 at 22:50pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar