Prolog
Aku
bukan lagi anak yang mengenakan rok biru. Ingatlah, pergantian warna
dapat merubah segalanya. Dunia yang baru, masa depan yang hingga saat
ini masih menjadi misteri, juga percintaan. Ikuti saja kaki
melangkah. Syaratnya, jangan menutup kemungkinan bagi apapun bahkan
siapapun yang mencoba masuk ke dalam kehidupan. Oh iya, satu
lagi, kebahagiaan adalah hal utama dari segala hal yang paling utama.
Lampu
gantung dalam kamar hotel masih saja melambai-lambai. Ditambah dengan
semilir AC yang sedaritadi menggelitik hingga ke ujung syaraf.
Jika saja aku dapat memeluk bunda saat ini, aku tak akan ragu
melakukannya. Kulihat dua orang lainnya -yang aku pun baru saja
mengenalnya beberapa menit yang lalu- tertidur pulas disampingku.
“Yaampun, polos banget,” karena ekspersi wajah mereka ketika
tidur bagaikan boneka yang benar-benar membuat gemas bagi siapapun
yang melihatnya.
Masih
menunggu terbitnya matahari. Tak sabar untuk melakukan hal-hal baru
dengan teman-teman dan lingkungan baru. Hahaha, tak pernah
terpikirkan juga sebelumnya jika aku dapat menginjakkan kaki disini.
Di Jakarta. Di usiaku yang belum genap enam belas tahun. Tapi
sungguh, mulai detik ini aku harus belajar mandiri tanpa kedua orang
tua.
Kehidupan
asrama tidak enak.
Kamu gak akan bisa
main kalau di asrama.
Masa kamu cuma punya
temen segitu aja?
Yaaa kasian deh jadi
anak asrama sekarang. . .
Siapa
peduli dengan kata-kata tersebut? Aku memantapkan diri dan mengambil
keputusan ini dengan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Dengan penuh
rasa kesadaran pun, aku tahu bahwa resikonya sangatlah tinggi, dan
itu merupakan sebuah tantangan bagiku. Ini kehidupanku, kalian hanya
menjadi audience karena aku yang akan sepenuhnya menjalani
waktu demi waktu.
Aku
teringat.
“Tunggu, siapa itu? Apakah dia akan menjadi teman
sekelasku juga setelah ini? Semoga saja iya. Tapi, apa aku tak salah
melihatnya? Mengapa ia begitu menarik perhatianku? Rasanya aneh
sakali. Sungguh, aku jadi ingin masuk dan mengetahui tentang
kehidupannya”.
*
*
*
Baca kelanjutan kisahnya di :
Assyifa Firdaus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar