***sebuah puisi
Jadi ceritanya, guru aku kasih tugas untuk buat puisi, tapi entah mengapa aku enggak jadi mengumpulkan puisi yang ini ... yaaaa aku share disini aja deh .... yang hati nya sedang berbunga, monggo di baca :3 eitsss bukan berarti yang lagi enggak berbunga enggak boleh baca lohhh :D
Datang dan pergi tak mengapa
Siang dan malam sudah biasa
Walau dentingan lara terasa merana
Jatuh bangun hanya sementara
Jikala hati merasa bahagia
Ketukan pintu suka cita mulai terpana
Menyiratkan sejuta warna
Berbaur kenistaan ikhlas dirasa
Pelangi yang damai bertajuk gemerlap
rembulan
Mengukir sejuta kedamaian luas
bertebaran
Manis kata berbalut alunan kiasan
Lentera putih nan suci perlambang
kehidupan
Selaksa langit bersemikan air hujan
Bernaung pelukan hangat takkan
terelakkan
Kentara dengan hal yang tak sering
dihiraukan
Berwujud memantul bersahaja rona
kebahagiaan
Hingga kelak yang di damba masuk dalam
jeratan
Kan ku kirimkan sinyal keabadian dalam
hidupmu
Yang berisikan syahdu pengobat rindu
Walau rayuan merdu datang menyerbu
Yang telah terkontaminasi bagai butiran
debu
Menghantarkan siluet dunia baru
Janji suci takkan ada yang kelabu
Saling melengkapi dipenghujung lautan
biru
Berakhir dalam sentuhan perintis kalbu
Hamparan sahara terkibas menggulung
Tenggelam dalam samudera keheningan
terapung
Keindahan Sang dewa hati kian
manyanjung
Laksana bumi perpijak pada tempurung
Diam dan lihatlah permata tergantung
Yang tinggal hanya satu jengkal
terhubung
Tetapi apakah dunia ini hanya seikat
terung?
Yang dihempas, diinjak kemudian meraung
Serta merta jiwa raga dan anugerah
mendera
Telah dititipkan dalam jiwa yang kini
terjaga
Melengkapi hembusan nafas yang tersisa
Apakah tak ada yang menelusur sarang
hatinya?
Beralihlan dan sapa mereka yang telah
berjasa
Dirangkul merpati penjaga gerbang surga
Sang kuasa yang telah menentukan
setapak rasa
Pahamilah bahwa skenario berada dibawah
naungannya
Kota Tangerang, 29 January
2014. Assyifa Ekananda Firdaus. 20:39 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar