Aku hanya seorang manusia biasa, yang
tak luput dari kesalahan, kekhilfan dan dosa
Pernah suatu ketika aku menemukan seseorang berkata “ Jika dia egois terhadapku, mengapa aku tidak bisa egois terhadapnya? Bukankah itu lebih seimbang dan cukup adil?”
Kemudian sekejap hati ini berkata, “
Lalu apa bedanya dirimu dengan seseorang yang kau katakan egois itu?
Seharusnya kau melakukan suatu hal agar dapat mengubah keegoisan
seseorang itu bukan malah menjadi egois sama halnya seseorang yang
kau katai itu”
Belum lama aku berjalan, aku menemukan
lagi seseorang berkata “ Aku lelah dengan semua ini, aku tidak
kuat. Tuhan mengapa kau tega terhadapku? Menjadikanku seperti ini.
Apakah kau sudah tak sayang lagi denganku Tuhan? “
Kekeliruanku mulai merajalela, tetapi
hati kecil ini berkata kembali “ Setahuku, Tuhan tidak akan
memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Dan jika memang
hamba itu di uji sedemikian sehingga sangat berat ujiannya, bukankah
itu merupakan suatu jalan untuk mendapatkan derajat yang lebih tinggi
di sisi-Nya? “
Aku terus berjalan menyusuri lorong
waktu, dan menemukan lagi dan lagi seseorang berkata “ Tuhan
seandainya aku menjadi dia. Seandainya aku menjadi orang terkaya di
dunia. Seandainya aku menjadi orang terpopuler di dunia. Seandainya
aku menjadi orang yang memiliki kekuatan super atau kehebatan
lainnya, pasti kehidupanku tidak akan seperti ini. “
Aku heran, apa yang sebenarnya terjadi?
“ Apakah mungkin dengan menjadi
manusia 'ter-' dapat menyempurnakan segalanya? Sadarlah hei tak ada
yang sempurna di dunia ini kecuali Dzat Tuhan mu lah. Lalu, jika
terus-menerus mengandai-andai, kapan kau akan memanfaatkan waktumu
sebaik mungkin? Bukankah waktu yang kita miliki sangat singkat? Dan
kapankah kau akan Mensyukuri terhadap nikmat yang telah Tuhan berikan
terhadapmu? Bukankah Tuhan mu yang paling mengerti dan mengetahui apa
yang seharusnya kau miliki dan tidak kau miliki? “
Aku tahu.
Jadi, memang seperti ini tingkah laku
manusia di muka bumi, tak ada rasa syukur kepada yang telah
mencukupkan.
Jangan sesekali kau berkata “ Aku
lelah selalu saja beribadah ”.
Bagaimana kejadiannya jika Tuhan mu
berkata “ Aku pun lelah mengabulkan semua permintaanmu tetapi kau
tak pernah mensyukuri nikmat yang telah aku berikan “
Astagfirullahaladziim.
Simpulkan hikmahnya dengan penalaran
masing-masing.
Semoga Allah SWT selalu bersama kita.
Aamiin allahumma aamiin.
Assyifa Ekananda Firdaus. Kota Tangerang, 26 January 2014 at 22.55pm.
Assyifa Ekananda Firdaus. Kota Tangerang, 26 January 2014 at 22.55pm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar